Jumat, 23 Desember 2011

Maqom / Pangkat Auliya'

di bawah ini Pangkat/Maqom nya
para Aulia Alloh :
1. Qutub Atau Ghauts (1 abad 1
Orang)
2. Aimmah (1Abad 2orang)
3. Autad (1Abad 4Orang di 4penjuru Mata Angin)
4. Abdal ( 1 Abad 7 Orang tidak
akan bertambah & berkurang
Apabila ada wali Abdal yg Wafat
Alloh menggantikannya dengan
mengangkat Wali abdal Yg Lain ( Abdal=Pengganti ) Wali Abdal
juga ada yang Waliyahnya
( Wanita )
5. Nuqoba’ ( Naqib ) ( 1 Abad 12
orang Di Wakilkan Alloh
Masing2 pada tiap2 Bulan) 6. Nujaba’ ( 1 Abad 8Orang )
7. Hawariyyun ( 1 Abad 1 Orang )
Wali Hawariyyun di beri kelebihan
Oleh Alloh dalam hal keberanian,
Pedang ( Zihad) di dalam
menegakkan Agama Islam Di muka bumi.
8. Rojabiyyun ( 1 Abad 40 Orang
Yg tidak akan bertambah &
Berkurang Apabila ada salah satu
Wali Rojabiyyun yg meninggal Alloh
kembali mengangkat Wali rojabiyyun yg lainnya, Dan Alloh
mengangkatnya menjadi wali
Khusus di bulan Rajab dari Awal
bulan sampai Akhir Bulan oleh
karena itu Namanya Rojabiyyun.
9. Khotam ( penutup Wali )( 1 Alam dunia hanya 1 orang ) Yaitu
Nabi Isa A.S ketika diturunkan
kembali ke dunia Alloh Angkat
menjadi Wali Khotam ( Penutup ).
10. Qolbu Adam A.S ( 1 Abad 300
orang ) 11. Qolbu Nuh A.S ( 1 Abad 40
Orang )
12. Qolbu Ibrohim A.S ( 1 Abad 7
Orang )
13. Qolbu Jibril A.S ( 1 Abad 5
Orang ) 14. Qolbu Mikail A.S ( 1 Abad 3
Orang tidak kurang dan tidak
lebih Alloh selau mengangkat wali
lainnya Apabila ada salah satu
Dari Wali qolbu Mikail Yg Wafat )
15.Qolbu Isrofil A.S ( 1 Abad 1 Orang )
16. Rizalul ‘Alamul Anfas ( 1 Abad
313 Orang )
17. Rizalul Ghoib ( 1 Abad 10
orang tidak bertambah dan
berkurang tiap2 Wali Rizalul Ghoib ada yg Wafat seketika juga Alloh
mengangkat Wali Rizalul Ghoib Yg
lain, Wali Rizalul Ghoib merupakan
Wali yang di sembunyikan oleh
Alloh dari penglihatannya
Makhluq2 Bumi dan Langit tiap2 wali Rizalul Ghoib tidak dapat
mengetahui Wali Rizalul Ghoib yang
lainnya, Dan ada juga Wali dengan
pangkat Rijalul Ghoib dari
golongan Jin Mu’min, Semua Wali
Rizalul Ghoib tidak mengambil sesuatupun dari Rizqi Alam nyata
ini tetapi mereka mengambil atau
menggunakan Rizqi dari Alam
Ghaib.
18. Adz-Dzohirun ( 1 Abad 18
orang ) 19. Rizalul Quwwatul Ilahiyyah (1
Abad 8 Orang )
20. Khomsatur Rizal ( 1 Abad 5
orang )
21. Rizalul Hanan ( 1 Abad 15
Orang ) 22. Rizalul Haybati Wal Jalal ( 1
Abad 4 Orang )
23. Rizalul Fath ( 1 Abad 24
Orang ) Alloh mewakilkannya di
tiap Sa’ah ( Jam ) Wali Rizalul
Fath tersebar di seluruh Dunia 2 Orang di Yaman, 6 orang di
Negara Barat, 4 orang di negara
timur, dan sisanya di semua Jihat
( Arah Mata Angin )
23. Rizalul Ma’arijil ‘Ula ( 1 Abad
7 Orang ) 24. Rizalut Tahtil Asfal ( 1 Abad
21 orang )
25. Rizalul Imdad ( 1 Abad 3
Orang )
26. Ilahiyyun Ruhamaniyyun ( 1
Abad 3 Orang ) Pangkat ini menyerupai Pangkatnya Wali Abdal
27. Rozulun Wahidun ( 1 Abad 1
Orang )
28. Rozulun Wahidun Markabun
Mumtaz ( 1 Abad 1 Orang ) Wali
dengan Maqom Rozulun Wahidun Markab ini di lahirkan antara
Manusia dan Golongan Ruhanny
( Bukan Murni Manusia ), Beliau
tidak mengetahui Siapa Ayahnya
dari golongan Manusia , Wali
dengan Pangkat ini Tubuhnya terdiri dari 2 jenis yg berbeda,
Pangkat Wali ini ada juga yang
menyebut "Rozulun Barzakh"
Ibunya Dari Wali Pangkat ini dari
Golongan Ruhanny Air INNALLOHA
'ALA KULLI SAY IN QODIRUN" Sesungguhnya Alloh S.W.T atas
segala sesuatu Kuasa.
29. Syakhsun Ghorib ( di dunia
hanya ada 1 orang )
30. Saqit Arofrof Ibni Saqitil ‘Arsy
( 1 Abad 1 Orang ) 31. Rizalul Ghina ( 1 Abad 2
Orang ) sesuai Nama Maqomnya
( Pangkatnya ) Rizalul Ghina Wali
ini Sangat kaya baik kaya Ilmu
Agama, Kaya Ma’rifatnya kepada
Alloh maupun Kaya Harta yg di jalankan di jalan Alloh, Pangkat
Wali ini juga ada Waliahnya
( Wanita )
31. Syakhsun Wahidun ( 1 Abad 1
Orang )
32. Rizalun Ainit Tahkimi waz Zawaid ( 1 Abad 10 Orang )
33. Budala’ ( 1 Abad 12 orang )
Budala’ Jama’ nya ( Jama’
Sigoh Muntahal Jumu’) dari Abdal
tapi bukan Pangkat Wali Abdal
34. Rizalul Istiyaq ( 1 Abad 5 Orang )
35. Sittata Anfas ( 1 Abad 6
Orang ) salah satu wali dari
pangkat ini adalah Putranya Raja
Harun Ar-Royid yaitu Syeikh
Al-’Alim Al-’Allamah Ahmad As- Sibty
36. Rizalul Ma’ ( 1 Abad 124
Orang ) Wali dengan Pangkat Ini
beribadahnyadi dalam Air di
riwayatkan oleh Syeikh Abi Su’ud
Ibni Syabil Pada suatu ketika aku berada di pinggir sungai tikrit di
Bagdad dan aku termenung dan
terbersit dalam hatiku "Apakah
ada hamba2 Alloh yang beribadah
di sungai2 atau di Lautan" Belum
sampai perkataan hatiku tiba2 dari dalam sungai muncullah
seseorang yang berkata "akulah
salah satu hamba Alloh yang di
tugaskan untuk beribadah di
dalam Air", Maka akupun
mengucapkan salam padanya lalu Dia pun membalas salam aku tiba2
orang tersebut hilang dari
pandanganku
37. Dakhilul Hizab ( 1 Abad 4
Orang ) Wali dengan Pangkat
Dakhilul Hizab sesuai nama Pangkatnya, Wali ini tidak dapat
di ketahui Kewaliannya oleh para
wali yg lain sekalipun sekelas
Qutbil Aqtob Seperti Syeikh Abdul
Qodir Jailani, Karena Wali ini ada di
dalam Hizab nya Alloh, Namanya tidak tertera di Lauhil Mahfudz
sebagai barisan para Aulia, Namun
Nur Ilahiyyahnya dapat terlihat
oleh para Aulia Seperti di
riwayatkan dalam kitab Nitajul
Arwah bahwa suatu ketika Syeikh Abdul Qodir Jailani Melaksanakan
Towaf di Baitulloh Mekkah
Mukarromah tiba2 Syeikh melihat
seorang wanita dengan Nur
Ilahiyyahnya yang begitu terang
benderang sehingga Syeikh Abdul qodir Al-Jailani Mukasyafah ke
Lauhil Mahfudz dilihat di lauhil
mahfudz nama Wanita ini tidak
ada di barisan para Wali2 Alloh,
Lalu Syeikh Abdul Qodir Al-Jailani
bermunajat kepada Alloh untuk mengetahui siapa Wanita ini dan
apa yang menjadi Amalnya
sehingga Nur Ilahiyyahnya
terpancar begitu dahsyat,
Kemudian Alloh memerintahkan
Malaikat Jibril AS untuk memberitahukan kepada Syeikh
bahwa wanita tersebut adalah
seorang Waliyyah dengan Maqom/
Pangkat Dakhilul Hizab "Berada di
Dalam Hizabnya Alloh", Kisah ini
mengisyaratkan kepada kita semua agar senantiasa Ber
Husnudzon ( Berbaik Sangka )
kepada semua Makhluq nya Alloh,
Sebetulnya Masih ada lagi Maqom2
Para Aulia yang tidak diketahui
oleh kita, Karena Alloh SWT menurunkan para Aulia di bumi ini
dalam 1 Abad 124000 Orang, yang
mempunyai tugasnya Masing2
sesuai Pangkatnya atau
Maqomnya. Susunan Maqom/
Pangkat Para Aulia ini saya terjemahkan dari kitab Jami’u
Karomatil Aulia ( Kumpulan
Karomah2 Para Wali ), Perlu di
ketahui bahwa Maqomnya para
Aulia tidak tetap tapi naik
walaupun mereka sudah Meninggal

Rabu, 14 Desember 2011

Nama-nama Keris

Dapur dalam keris adalah bentuk fisik beserta racikannya. Dalam dunia
perkerisan adalah dapur istilah yang digunakan untuk menyebut nama bentuk atau tipe bilah keris. Dengan menyebut nama dapur keris,
orang yang telah paham akan langsung tahu, bentuk keris yang seperti apa yang
dimaksud. Misalnya, seseorang mengatakan: "Keris itu berdapur Tilam Upih", maka yang mendengar langsung tahu, bahwa keris yang dimaksud adalah keris lurus, bukan keris yang memakai luk.
Lain lagi kalau disebut dapurnya Sabuk Inten, maka itu pasti keris yang berluk
sebelas . Dalam pemahaman
perkerisan dikenal dapur leres (lurus) dan dapur luk
(berluk).

Berikut ini nama-nama dapur dalam perkerisan.

Keris Lurus :
1. Betok
2. Brojol
3. Tilam Upih
4. Jalak
5. Panji Anom
6. Jaka Supa
7. Semar Betak
8. Regol
9. Karna Tinanding
10. Kebo Teki
11. Kebo Lajer atau Mahesa Lajer
12. Jalak Ruwuh
13. Sempane Bener
14. Jamang Murub
15. Tumenggung
16. Pantrem
17. Sinom Worawari
18. Condong Campur
19. Kalamisani
20. Pasopati
21. Jalak Dinding
22. Jalak Sumelang Gandring
23. Jalak Ngucup Madu
24. Jalak SanguTumpeng
25. Jalak Ngore
26. Mundarang
27. Yuyu Rumpung
28. Mesem
29. Semar Tinandu
30. Ron Teki
31. Dungkul
32. Kelap Lintah
33. Sujen Anpel
34. Lar Ngatap
35. Mayat Miring
36. Kanda Basuki
37. Putut Kembar
38. Mangkurat
39. Sinom
40. Kala Munyeng
41. Pinarak
42. Tilam Sari
43. Jalak Tilam Sari
44. Wora Warik Tilam Sari
44. Wora Wari
45. Marak
46. Damar Murub
47. Jaka Lola Sepang
48. Sepang
49. Cundrik
50. Cengkrong
51. Naga Tapa
52. Jalak Ngoceh
53. Kala Nadah
54. Balebang
55. Pundhak Sategal
56. Kala Dite
57. Pandan Sarawa
58. Jalak Barong atau Jalak
Makara
59. Bango Dolok Leres
60. Singa Barong Leres
61. Kikik
62. Mahesa Kantong
63. Maraseba

Dapur Keris Luk 3 :
1. Jangkung Pacar
2. Jangkung Mangkurat
3. Mahesa Nempuh
4. Mahesa Soka
5. Segara Winotan
6. Jangkung
7. Campur Bawur
8. Tebu Sauyun
9. Bango Dolok
10. Lar Monga
11. Pudhak Sategal Luk 3
12. Singa Barong Luk 3
13. Kikik Luk 3
14. Mayat
15. Wuwung
16. Mahesa Nabrang
17. Anggrek Sumelang Gandring

Dapur Keris Luk 5 :
1. Pandawa
2. Pandawa Cinarita
3. Pulang Geni
4. Anoman
5. Kebo Dengen
6. Pandawa Lare
7. Pudhak Sategal Luk 5
8. Urap – Urap
9. Naga Salira
10. Naga Siluman
11. Bakung
12. Rara Siduwa
13. Kikik Luk 5
14. Kebo Dengen
15. Kala Nadah Luk 5
16. Singa Barong Luk 5
17. Pandawa Ulap
18. Sinarasah
19. Pandawa Pudak Sategal

Dapur Keris Luk 7 :
1. Carubuk
2. Sempana Bungkem
3. Balebang Luk 7
4. Murna Malela
5. Naga Keras
6. Sempana Panjul
7. Jaran Guyang
8. Singa Barong Luk 7
9. Megantara
10. Carita Kasapta
11. Naga Kikik Luk 7

Dapur Keris Luk 9 :
1. Sempana
2. Kidang Soka
3. Carang Soka
4. Kidang Mas
5. Panji Sekar
6. Jurudeh
7. Paniwen
8. Panimbal
9. Sempana Kalentang
10. Jaruman
11. Sabuk Tampar
12. Singa Barong Luk 9
13. Buto Ijo
14. Carita Kanawa Luk 9
15. Kidang Milar
16. Klika Benda

Dapur Keris Luk 11 :
1. Carita
2. Carita Daleman
3. Carita Keprabon
4. Carita Bungkem
5. Carita Gandu
6. Carita Prasaja
7. Carita Genengan
8. Sabuk Tali
9. Jaka Wuru
10. Balebang Luk 11
11. Sempana Luk 11
12. Santan
13. Singa Barong Luk 11
14. Naga Siluman Luk 11
15. Sabuk Inten
16. Jaka Rumeksa

Dapur Keris Luk 13 :
1. Sengkelat
2. Parung Sari
3. Caluring
4. Johan Mangan Kala
5. Kantar
6. Sepokal
7. Lo Gandu
8. Nagasasra
9. Singa Barong Luk 13
10. Carita Luk 13
11. Naga Siluman Luk 13
12. Mangkunegoro
13. Bima Kurdo Luk 13
14. Kalawelang Luk 13

Dapur Keris Luk 15 :
1. Carang Buntala
2. Sedet
3. Raga Wilah
4. Raga Pasung
5. Mahesa Nabrang
6. Carita Buntala Luk 15

Dapur Keris Luk 17 :
1. Carita Kalentang
2. Sepokal Luk 17
3. Kancingan
4. Ngamper Buta

Dapur Keris Luk 19 :
1. Trimurda
2. Karacan
3. Bima Kurda Luk 19

Dapur Keris Luk 21 :
1. Kala Tinanding
2. Trisirah
3. Drajid

Dapur Keris Luk 25 :
1. Bima Kurda Luk 25

Dapur Keris Luk 27 :
1. Taga Wirun

Dapur Keris Luk 29 :
1. Kala Wendu Luk 29
2.


Penamaan Dapur Keris Di Bali :
1. Ranggasemi
2. Jaka Wijaya
3. Rangga Perwangsa
4. Demang Drawalika
5. Parung Carita
6. Parung Sari

Dapur Keris Luk 3 : Jangkung Maelo
Dapur Keris Luk 5 : Tangan
Dapur Keris Luk 7 : Palang
Soka
Dapur Keris Luk 9 : Rang
Suting
Dapur Keris Luk 11 : Lawat Nyuk
Dapur Keris Luk 13 : Lawat Buah
Dapur Keris Luk 15 : Jeruji


Sumber : Ensiklopedi keris Oleh Bambang Harsrinuksmo (Hal ; 137 – 140)

Sabtu, 29 Oktober 2011

Mohon Dengan Sangat

Ya Allah..
aku ini insan yang kalah
Balutlah hatiku yang terbelah
Juga terpisah-pisah

Ya Allah..
hanya pada-Mu aku meminta
Dan hanya pada-Mu ku memohon
Mohon dengan sangat

Ya Tuhanku..
apalagi yang salah dariku
Bersujudku mohon kepada-Mu
Ampuni dosaku

Ya Tuhanku..
hanya engkau yang dapat mengerti
Kesepian yang mencabik diri
Kutak tahan lagi

Oh ya Allah..
jangan biarkan aku terpisah
Terjerat dalam pusaran rindu Rahasia kasih-Mu

Ya Allah..
dia satu antara seribu
Kumohon jangan pisahkan aku
Mohon Dengan sangat

Ya Tuhanku..
apalagi yang salah dariku
Bersujudku mohon kepada-Mu
Ampuni dosaku

Ya Tuhanku..
hanya engkau yang dapat mengerti
Kesepian yang mencabik diri
Kutak tahan lagi

Oh ya Allah..
jangan biarkan aku terpisah
Terjerat dalam pusaran rindu
Rahasia kasih-Mu

Oh Ya Allah..
dia satu antara seribu
Kumohon jangan pisahkan aku
Mohon dengan sangat..
Mohon dengan sangat..
Mohon dengan sangat..

link MP3 Download

Minggu, 23 Oktober 2011

D cinnamons - Selamanya Cinta

Dikala hati resah
Seribu ragu datang memaksaku
Rindu semakin menyerang
Kalaulah ku dapat membaca pikiranmu
Dengan sayap pengharapanku ingin terbang jauh

Biar awanpun gelisah
Daun daun jatuh berguguran
Namun cintamu kasih terbit laksana bintang
Yang bersinar cerah menerangi jiwaku

Andaikan ku dapat mengungkapkan perasaanku
Hingga membuat kau percaya
Akan ku berikan seutuhnya rasa cintaku
Selamanya selamanya...


Biar awanpun gelisah
Daun daun jatuh berguguran
Namun cintamu kasih terbit laksana bintang
Yang bersinar cerah menerangi jiwaku

Andaikan ku dapat mengungkapkan perasaanku
Hingga membuat kau percaya
Akan ku berikan seutuhnya rasa cintaku
Rasa cinta yang tulus dari dasar lubuk hatiku 


Oh... 
Tuhan jalinkanlah cinta
Bersama selamanya...

Andaikan ku dapat mengungkapkan perasaanku
Hingga membuat kau percaya
Akan ku berikan seutuhnya rasa cintaku
Selamanya selamanya...




tersebut antara lain: 1. Hidayatul bari ila tartibi
ahadisil Bukhari Penyusun kitab ini adalah Abdur
Rahman Ambar AI-Misri At-
Tahtawi. Kitab ini disusun khusus
untuk mencari hadis-hadis yang
termuat dalam Sahih AI-Bukhari.
Lafal-lafal hadis disusun menurut

Sabtu, 22 Oktober 2011

PENDAHULUAN SURAH AL-FATIHAH

Al-Fatihah artinya pembukaan
kitab secara tertulis. Dengan Al-
Fatihah itu dibuka bacaan di
dalam salat. Anas bin Malik menyebutkan, Al- Fatihah itu disebut juga Ummul Kitab menurut jumhurul ulama. Dalam hadis sahih yang diriwayatkan al-Tirmidzi dari Abu Hurairah, ia menuturkan, Rasulullah bersabda, "alhamdulillahi rabbil "alamin" adalah Ummul Qur'an, Ummul Kitab, as-Sab'ul Matsani (tujuh ayat yang dibaca berulang- ulang), dan Alquranul Azhim." Surat ini disebut juga dengan sebutan al-Hamdu dan ash- Shalah. Hal itu didasarkan pada sabda Rasulullah saw, dari Rabbnya, Dia berfirman, "Aku membagi salat antara diriku dengan hamba-Ku menjadi dua bagian. Jika seorang hamba mengucapkan, 'alhamdulillahi rabbil 'alamin', maka Allah berfirman, Aku telah dipuji oleh hamba-Ku." Al-Fatihah disebut Ash-Shalah, karena Al-Fatihah itu sebagai syarat sahnya salat. Selain itu, Al-Fatihah disebut juga Asy- Syifa'. Berdasarkan hadis riwayat ad-Darimi dari Abu Sa'id, sebagai hadis marfu', "Fatihatul kitab itu merupakan syifa' (penyembuh) dari setiap racun." Juga disebut ar-Ruqyah. Berdasarkan hadis Abu Sa'id, yaitu ketika menjampi (ruqyah) seseorang yang terkena sengatan, maka Rasulullah saw bersabda, "Dari mana engkau tahu bahwa Al-Fatihah itu adalah ruqyah." Surat Al-Fatihah diturunkan di Mekkah (Makkiyah). Demikian dikatakan Ibnu Abbas, Qatadah, dan Abu al-'Aliyah. Tetapi, ada juga yang berpendapat bahwa surat ini turun di Madinah (Madaniyah). Inilah pendapat Abu Hurairah, Mujahid, Atha' bin Yasar, dan az-Zuhri. Ada yang berpendapat, surat Al-Fatihah turun dua kali, sekali turun di Mekah dan yang sekali lagi di Madinah. Pendapat pertama lebih serupa dengan firman Allah, "Dan Sesungguhnya Kami telah berikan
kepadamu sab'an minal matsani (tujuh ayat yang dibaca berulang-ulang)." (Al-Hijr: 87). Wallahu a'lam. Dan surat ini, secara sepakat, terdiri dari tujuh ayat. Dan ini bermakna Bismillah adalah sebahagian dari surah berbeza surah-surah yang lain. Hanya saja terdapat perbedaan pada masalah basmalah, apakah sebagai ayat yang berdiri sendiri pada awal surat Al-Fatihah, sebagaimana menurut kebanyakan para qurra' Kufah, dan pendapat segolongan sahabat dan tabi'in, atau bukan sebagai ayat pertama dari surat tersebut, sebagaimana yang dikatakan para qurra' dan ahli fiqih Madinah. Mengenai hal ini terdapat tiga pendapat, yang insya Allah akan dikemukakan pada pembahasan berikutnya. Mereka mengatakan, surat Al- Fatihah terdiri dari 25 kata dan 113 huruf. Al-Bukhari mengatakan dalam awal kitab tafsir, "Disebut Ummul Kitab, karena Al-Fatihah ditulis pada permulaan Alquran dan mulai dibaca pada permulaan salat. Ada juga yang berpendapat, disebut demikian karena seluruh makna Alquran kembali kepada apa yang
dikandungnya." Ibnu Jarir mengatakan, orang Arab menyebut "umm" untuk semua yang mencakup atau mendahului sesuatu jika mempunyai hal-hal lain yang mengikutinya dan ia sebagai pemuka yang meliputinya. Seperti
umm al-ra's, sebutan untuk kulit yang mengandung otak. Mereka menyebut bendera dan panji tempat berkumpulnya pasukan dengan umm. Dzu ar-Rummah mengatakan, "Pada ujung tombak itu terdapat panji kami, yang menjadi lambang bagi kami, sebagai pedoman segala urusan, yang sedikitpun tak kan kami meng-khianatinya." Maksudnya tombak. Mekah disebut umm al-Qura karena keberadaannya terlebih dahulu dan sebagai penghulu bagi kota- kota lain. Ada juga yang berpendapat karena bumi terbentang darinya. Dan, benar disebut as-Sab'ul Matsani karena dibaca berulang- ulang dalam salat, pada setiap rakaat, meskipun kata al- Matsani memiliki makna lain, sebagaimana akan dijelaskan pada tempatnya, insya Allah. Sumber: Terjemahan Ibnu Katsir, Pustaka Imam Syafi'ie

Jumat, 21 Oktober 2011

Mataram Dan Segoro Kidul

Panembahan Senopati, Raden
Bagus Danang Sutowijoyo adalah putera sulung Ki Pemanahan. Kalau dirunut pada silsilah, Prabu Brawijaya pada perkawinannya dg Dewi Wandan (wanita yg berkulit kehitam-hitaman)
melahirkan Ki Bondan Kejawan yang kemudian memperistri Nyai
Nawangsih putera Ki Gede Tarub dan melahirkan Ki Ageng Getas Pendowo atau Syekh Ngabdullah dan seorang puteri (dinikahkan
dengan Ki Ageng Ngerang). Ki
Ageng Getas Pendowo memiliki 6 putera, Ki Ageng Selo, Nyai Ageng Pakis, Nyai Ageng Purno, Nyai Ageng Wanglu, Nyai Ageng Bokong, dan Nyai Ageng Adibaya.
Keturunan Ki Ageng Selo, dari 7 hanya satu yang laki-laki yaitu Ki Ageng Ngenis yang kemudian berputera Ki Ageng Pemanahan yang selanjutnya melahirkan Sutowijoyo. Sesuai pesan ayahnya, Ki Pemanahan dan restu sultan Pajang, Sutowijoyo menggantikan
ayahnya sebagai pembesar atau Panembahan Mataram. Seperti dikatakan oleh Panembahan Giri dan Kanjeng Sunan Kalijaga,
keturunan Ki Pemanahan kelak akan menjadi raja aung yang meguasai tanah Jawa.
Sebagaimana ayahnya, Sutowijoyo selalu mencari kebenaran tentang dua ramalan nujum dua orang sesepuh itu. Menjelang tengah malam Sutowijoyo keluar dari istana dengan diserta lima orang pengawalnya menuju ke Lipuro. Dan selanjutnya ia tidur di atas kumuloso, sebuah batu hitam yang halus permukaannya.
Kepergiannya membuat kaget Ki Juru Mertani (paman dari ibu) karena tidak menemukannya di
rumah. Namun, Ki Juru
mengetahui dan hafal kemana putranya kemenakannya pergi. Setibanya di Lipuro, didapati
Sutowijoyo sedang tidur pulas, kemudian dibangunlah Sutowijoyo dengan berucap: "Tole, bangunlah!. Katanya ingin menjadi raja, mengapa enak-enak tidur
saja". Tiba-tiba dilihat Ki Juru Mertani ada sebuah bintang sebesar buah kelapa yang masih utuh terletak di kepala Sutowijoyo, kemudian ia membangunkannya. "Tole,
bangunlah segera. Yang bersinar di atas kepalamu seperti bulan itu apa?". Bintang itu menjawab
seperti manusia: "Ketahuilah, aku ini bintang memberi khabar kepadamu, maksudmu bersemedi dengan khusyuk, meminta
kepada Tuhan yang Mahakuasa, sekarang sudah diterima oleh-Nya. Yang kamu minta diizinkan, kamu akan menjadi raja menguasai tanah Jawa, turun sampai anak cucumu, akan menjadi raja di Mataram tiada bandingnya. Sangat ditakuti oleh lawan, kaya dengan emas dan permata. Kelak buyutmu yang menjadi raja di Mataram, negara kemudian pecah. Sering terjadi gerhana matahari, gunung
meletus, hujan abu atau lumpur. Itu pertanda akan rusak". Setelah berkata demikian bintang itu lalu menghilang. Sutowijoyo berkata dalam hati "permohonanku sudah dikabulkan oleh Tuhan, niatku menjadi raja
menggantikan kanjeng Sultan (Pajang), turun sampai anak cucuku, sebagai pelita tanah Jawa, orang tanah Jawa semuanya tunduk". Lain halnya dengan Ki Juru Mertani, ia mengetahui apa yang dipikirkan putra kemenakannya itu, kemudian ia bertutur lembut.
"Senopati, kamu jangan berfikir sombong, memastikan barang yang belum tentu terjadi. Itu tidak benar. Jika kamu percaya pada omongan bintang, itu kamu salah. Sebab itu namanya suara
ghaib, boleh benar boleh bohong. Tidak dapat ditangkap seperti lidah manusia, dan kelak jika
kamu benar-benar berperang melawan orang Pajang, tentu bintang itu tidak bisa kamu tagih
atau kamu minta pertolongannya. Tidak salah jika aku dan kamu menjadi raja Mataram dan kalah dalam perangnya, tidak luput juga menjadi tawanan" Mendengar perkataan pamannya, Senopati akhirnya sadar, dan tidak lupa minta maaf.
Dan selanjutnya Senopati
berkata "Paman, bagaimana
petunjuk paman, saya akan menurut. Diumpamakan saya
adalah sebuah perahu dan
paman adalah kemudinya".
Selanjutnya Ki Juru Mertani
bertutur, "Tole, kalau kau sudah menurut, mari kita memohon lagi kepada TUhan, semua yang sulit
mudah-mudahan bisa
dimudahkan. Mari kita membagi tugas. Kamu pergi ke laut selatan dan aku akan pergi ke Gunung Merapi, Meneges kepada Tuhan. Mari kita berangkat". Keduanay berpisah sesuai
kesepakatan. Sutowijoyo
berangkat ke laut kidul melalui kali Opak (Ompak)
menghanyutkan diri hingga
sampai laut kidul, bertapa seperti yang biasa dilakukan oleh ayahnya, Ki Pemanahan. Istana laut kidul geger, hawa di laut kidul memanas.Air laut kidul
memanas membuat seisi laut
ribut. Seluruh penghuninya terkena hawa panas karena
cipta dan rasa Senopati
Sutowijoyo yang mengheningkan cipta dengan membaca doa.
Ratu laut kidul keluar dari
istananya, dan melihat dunia luar. Ia tidak melihat apa-apa kecuali seorang pemeuda yang berdiri
mematung dengan
mengheningkan cipta. Ratu laut kidul langsung menuju ke arah pemuda itu, dan langsung bersujud dan meminta belas kasihan kepada pemuda itu, yang
tidk lain Senopati Sutowijoyo. "Silahkan tuan menghilangkan kesedihan hati paduka supaya segera hilang adanya huru-hara ini, dan segera kembali kerusakan-kerusakan yang
terjadi pada isi laut. Tuan, kasihanilah hamba, karena laut ini saya yang menjaga. Bahwa apa yang tuan mohon telah dikabulkan oleh Tuhan, sekarang sudah terkabul. Paduka dan turun paduka akan menjadi raja, memerintah tanah Jawa tidak saingannya. Seluruh jin dan peri semuanya tunduk pada paduka. Apabila kelak paduka mendapat musuh, semuanya akan
membantu. Sekehendak paduka, mereka menurut saja. Karena paduka pendiri (cikal bakal) raja Tanah Jawa ini". Mulailah hubungan Senopati Sutowijoyo dengan Ratu laut kidul. Berhari-hari Senopati berada di laut kidul bersama sang ratunya. Terucap oleh Senopati, "Seandainya Mataram mendapat musuh, siapa yang akan memberi tahu ratu kidul? orang mataram tidak ada yang
bisa melihat Ratu Laut Kidul". "Itu soal gampang saja. Jika paduka membutuhkan saya, dan hendak memanggil saya, sedakep mengheningkan cipta kemudian menghadap ke angkasa. Tentu hamba akan segera datang dengan membawa prajurit lengkpa dengan perlengkapan perang" jawab Ratu Laut Kidul. Setelah itu Senopati minta diri untuk kembali ke Mataram. Senopati muncul dari dalam air dan jalan di atas laut seperti halnya orang berjalan di darat
yang halus. Tetapi betapa kagetnya ketika sudah sampai pada tepi Parangtritis, ia melihat
Kanjeng Sunan Kalijaga sudah ada di tempat itu. Senopati menuju ke tempat Sunan Kalijaga dan melakukan tafakur, dan minta maaf atas tindakannya yang berjalan di atas air dan tidak basah.
Kanjeng Sunan Kalijaga bersabda, "Senopati hentikan kamu memamerkan kesaktian dengan berjalan di atas air dan tidak. Itu namanya tindakan seorang yang
kibir (sombong). Para wali tidak mau memakai cara yang demikian itu, karena akan mendapat murka dari Tuhan. Jika kamu ingin selamanya menjadi raja,
berjalanlah seperti sebenarnya orang berjalan. Mari ke MAtaram, saya ingin melihat rumahmu".

Jamrud - Pelangi Di Matamu

Tiga puluh menit kita di sini
tanpa suara
dan aku resah harus menunggu lama
kata darimu

mungkin butuh kursus merangkai kata
untuk bicara
dan aku benci harus jujur padamu
tentang semua ini

jam dinding pun tertawa
karena ku hanya diam dan membisu
ingin ku maki diriku sendiri
yang tak berkutik di depanmu

ada yang lain di senyummu
yang membuat lidahku gugup tak bergerak
ada pelangi di bola matamu
dan memaksa diri tuk bilang
aku sayang padamu...
aku sayang padamu...

mungkin sabtu nanti ku ungkap semua isi di hati
dan aku benci harus jujur padamu tentang semua ini
jam dinding pun tertawa karena ku hanya diam dan membisu
ingin ku maki diriku sendiri yang tak berkutik di depanmu

ada yang lain di senyummu
yang membuat lidahku gugup tak bergerak
ada pelangi di bola matamu
seakan memaksa dan terus memaksa, ada pelangi

ada yang lain di senyummu
yang membuat lidahku gugup tak bergerak
ada pelangi di bola matamu
dan memaksa diri tuk bilang
aku sayang padamu...
aku sayang padamu...

Jamrud_Jauh

Andaikan dulu, aku bicara
Mungkin kau masih disini
Memang salahku, yang tak peduli
Akan isyarat darimu
Kau coba raih simpati
Tapi ku menutup diri Dan kau pun pergi jauh
Membawa luka kecil
Yang masih tersimpan dalam
hatimu
Kaupun pergi jauh
Tinggalkan luka baru untukku Ku tanya embun pagi
Ku tanya matahari
Ku tanya bintang, bulan, dan isi
bumi Ku cari kau disana, ku cari kau
disini
Ke dasar laut, ke puncak gunung
Ku jalani semua
Ingin bertemu, lepaskan semua
rinduku Di saat tidurku, kau selalu hadir
Di dalam tidur kau tersenyum
manis
Hingga pagi tiba dan aku pasti
kecewa
Karena kau datang hanya dalam mimpi
Hanya di dalam mimpi Andaikan dulu, aku bicara
Mungkin kau masih disini
Tak ada rasa bersalah
Tak ada rasa gelisah Tapi kau pergi jauh
Membawa luka kecil
Yang masih tersimpan dalam
hatimu
Kau pun pergi jauh
Tinggalkan luka baru untukku Ku cari kau disana, ku cari kau
disini
Ke dasar laut, ke puncak gunung
Ku jalani semua
Ingin bertemu, lepaskan semua
rinduku Di saat tidurku, kau selalu hadir
Di dalam tidur kau tersenyum
manis
Hingga pagi tiba dan aku pasti
kecewa
Karena kau datang hanya dalam mimpi
Hanya di dalam mimpi (senyummu,
tawamu, wajahmu) Andaikan dulu, aku bicara
Mungkin kau masih disini

Jamrud – Sydney 090102

(Hi gorgeous!
(Hi tampan!
How are you ?
Apa kabarmu ?
I hope that you are well and that you miss me as much as I am missing you
Kuharap bahwa kau baik-baik saja dan kau merindukanku seperti aku merindukanmu
Every night I think of you and all the memories that we have once shared
Setiap malam aku memikirkanmu dan semua kenangan kita telah pernah berbagi
I will never regret the time we spent together
Aku tidak akan pernah menyesali saat kita bersama-sama
I will cherish those forever...)
Aku akan menympan itu dalam hati selamanya ...).

Terkejut, kedua lengan pun gugup
Tertulis namamu di penutup kata
Terpaku, kau masih mengingatku
Setelah terpisah untuk sekian lama
Untuk hal tak pasti

Apa kabarmu di negeri sana, adakah kau bahagia selama ini
Andai kau rindu jangan disimpan biarkan bersatu dengan rinduku
Seperti dulu lagi


(The way you never stopped caring all those confusing days
(Caramu peduli tak pernah berhenti semua hari-hari yang membingungkan
Because of you I was lifted from my sorrows
Karena dirimu aku diangkat dari kesedihanku
I have learned to smile again...)
Aku telah belajar untuk tersenyum lagi ...) 
  

Terhanyut, kita pernah berbagi
Janji dan harapan tanpa ada jarak
Perbedaan kita

Apa kabarmu di negeri sana
Adakah kau bahagia selama ini
Andai kau rindu jangan disimpan
Biarkan bersatu dengan rinduku

Atau kau ingin aku disana
Mengulang cerita yang tak berlanjut
Andai kau malu mengatakannya
Biarlah aku yang meminta
Seperti dulu lagi ...


(I love you deeply and it hurts me to have to let you go
(Aku mencintaimu secara mendalam dan itu menyakitkanku harus membiarkanmu pergi
I miss you and I will always hold you close to my heart
Aku merindukanmu dan aku akan selalu memelukmu erat di hatiku
Goodbye gorgeous...)
Selamat tinggal tampan ...)


Link Download Lagu Jamrud – Sydney 090102.mp3 klik  Download MP3  

Paseban Kemangi: prosesipersiapan perang

Ketika Sultan Agung memutuskan
perang terhadap Belanda di
Batavia, semua Adipati,
Tumenggung dan para pembesar
kerajaan dipanggil pada suatu
pertemuan agung di Kerajaan Mataram yang dipimpin langsung
oleh Sultan. Setelah melalui
perapatan serta saran-saran
dari para adipati ataupun para
pembesar kerajaan, maka
keputusan akhirnya Mataram menyatakan perang terhadap
Belanda di Batavia. Para pimpinan
perang pun diputuskan, dan
diputuskan juga panglima
perangnya, yaitu Tumenggung
Bahurekso, Adipati Kendal dan Gubernur Pesisir Laut Jawa. Bisa dibayangkan bahwa Kendal
pada akhirnya menjadi pusat
perhatian para sentono
kerajaan. Para bupati,
tumenggung maupun pembesar
kerajaan lainnya perahtiannya tertuju pada figur Tumenggung
Bahurekso dan Kadipaten Kendal
sebagai pusat pertahanan dan
berkembang menjadi pusat
persiapan angkatan perang
menuju ke Batavia. Kendal memang memiliki catatan sejarah
yang agung. Betapa tidak, Kendal
menjadi tempat berkumpulnya
para pembesar-pembesar
kerajaan. Banyak adipati atau
tumenggung yang harus meninggalkan daerahnya dan
berkumpul di Kendal. Menurut beberapa catatan, para
pembesar-pembesar kerajaan
yang hadair di Kendal dalam
rangka persiapan perang
melawan Belanda di Batavia,
antara lain: 1. Tumenggung Bahurekso
2. Pangeran Purboyo
3. Pangeran Djoeminah
4. Tumenggung Mandurorejo
5. Tumenggung Upashanta
6. Tumenggung Kertiwongso, asal Jepara
7. Tumenggung Wongso Kerto
8. Tumenggung Rajekwesi
9. Raden Prawiro/Pangeran
Sambong
10. Pangeran Kadilangu 11. Pangeran Sojomerto
12. Raden Sulamjono, putera
Tumenggung Bahurekso
13. Raden Banteng Bahu, putera
Tumenggung Bahurekso
14. Kyai Akrobudin 15. Kyai Mojo dan Kyai Sandi,
pengawal Pangeran Sambong
16. Tumenggung Begananda
17. Raden Haryo Sungkono
18. Raden Muthohar
19. Tumenggung Pasir Puger 20. Pangeran Karang Anom
21. Pangeran Tanjung Anom
22. Tumenggung Panjirejo
23. Pangeran Puger
24. Tumenggun Singoranu, Patih
MAtaram, pengganti Ki Juru Mertani
25. Aria Wiro Notopodo atau
Suropodo
26. Tumenggung Wiroguno
27. Raden Bagus Kumojoyo
Dan tentunys masih banyak lagi tokoh-tokoh kerajaan yang
hadir dalam pertemuan persiapan
perang ke Batavia. Bahurekso memutuskan bahwa
pertemuan persiapan perang
tidak dilakukan di pendopo
kabupaten tetapi di sebuah
tempat yang dekat dengan
pantai. Oleh para peserta pertemuan akhirnya disepakati
bahwa tempat pertemuannya
harus dirahasiakan. Tempat yang
dipilih ternyata di tengah hutan/
persawahan. Tepatnya di bawah
pohon yang rindang. Pohon itu sekarang ini dikenal dikenal
dengan nama Pohon Kemangi. Pohon itu terletakdi tengah-
tengah persawahan/pemakan
(sekarang), masuk wilayah Desa
Jungsemi Kecamatan Kangkung.
Dan tempat itu pada akhirnya
dijadikan sebuah pemakaman yang masih terkenal keramat.
Namun ada keterangan lagi
bahwa pohon kemangi itu adalah
sebuah pohon yang lurus ke atas
laksana sebuah payung. Dari
sekian puluh peserta paseban di Kemangi, semuanya terlindungi.
Bahkan ada yang menerangkan
lagi bahwa peserta paseban
tidak akan bisa dilihat oleh mata
telanjang karena memang sudah
dipayungi oleh pohon kemangi serta oyot mimang yang ditanam
oleh Tumenggung Rajekwesi atau
Ki Gede Kemangi. Penanggung jawab pertemuan
diserahkan pada Tumenggung
Rajekwesi atau Ki Ageng Kemangi.
Tokoh ini yang mengatur prosesi
pertemuan dari awal sampai
akhir dan bahkan termasuk keamanan para tokoh-tokoh
kerajaan dari intaian telik sandi
atau intel/mata-mata pihak
lawan. Oleh karenanya daerah-
daerah yang dijadikan pintu
masuk para petinggi kerajaan itu dijaga dengan ketatnya. Tidak
hanya itu, penjagaan dengwan
cara batin dan spiritual pun
dilakukan dengan baik. Siapa sebenarnya Tumenggung
Rajekwesi itu? Memang tidak
banyak yang tahu. Belum ada
catatan sejarah yang
menerangkan tokoh ini secara
jelas. Tokoh ini mempunyai peranan sangat penting pada
pertemuan itu. Demi keselamatan
para pemimpin kerajaan dan demi
suksesnya pertemuan persiapan
perang, maka tempat di sekitar
pertemuan dipagari dengan oyot mimang, yang kokoh bagai pagar
besi. Bahkan lebih kokoh dari
pagar besi. Oyot mimang seperti
dalam cerita tutur merupakan
kinayah bagian dari ayat suci Al-
Qur'an. Oyot berasal dari kata ayat, Mimang diambil dari
petikan-petikan huruf/kata dari
ayat kursi, yaitu Mim-ma. Untuk
lebih jelasnya perhatikan ayat
al-qur'an yang lebih dikenal
dengan nama ayat kursi: "...Allahu laa ilaaha illa huwal
khaiyul Qoyyum laa ta'khudzuhu
sinatun wala naum. Lahuu maa
fissamawaati wamaa fil ardli. Man
dzal ladzii yasyfa'u 'indahuu illaa
bi'idznihi ya'lamu ma baina aidihim wa maa kholfahum walaa
yukhiithuuna bisyai'in min 'ilmihi
illaa bi maa syaa'. Wasi'at
Kursiyyuhussamaawaati wal ardli
walaa ya-uduhu khifdhunma
wahuwal 'aliyyul 'adhiim...". Artinya: "...Allah, tidak ada Tuhan
melainkan Dia,Yang Mahahidup
lagi Mahategak. Tidak mengantuk
dan tidak tidur. Baginya segala
yang ada di langit dan segaa
yang ada di bumi. Siapakah yang akan dapat membeikan
pertolongan di sisi-Nya, tanpa
seizin-Nya. Dia Maha Mengetahui
apa-apa yang di hadapan
mereka, dan apa-apa yang ada
di belakang mereka, dan mereka tidak akan dapat menjangkau
ilmu-Nya sedikitpun, kecuali
pengetahuan yang telah
dikehendaki oleh-Nya.
Singgasana-Nya sangat luas,
seluas semua langit dan bumi. Dia Mahaluhur lagi Mahaagung..."(al-
baqoroh: 225).

Kamis, 20 Oktober 2011

Pangeran Purbaya senopati Ampuh dari Mataram

Alkisah terdapat ada
suatu kerajaan yang akan
menyerang negeri
Mataram Islam … !!! Bahkan
semua barisan prajurit
sudah siap… dan terus berlatih … !!! Setiap hari
mereka juga membuat
persenjataan … baik
senjata tajam… meriam
besar.. peluru berbagai
jenis… ntah terbuat dari baja, perunggu, tembaga
bahkan emas … !!! Mereka
mempersiapkan diri…
mengingat mendengar
kabar bahwa Kanjeng
Sultan Agung beserta pasukannya adalah orang-
orang yang sakti… sulit
dikalahkan dalam
peperangan … !!!
Mendengar hal ini,…
Pangeran Purbaya.. langsung sendirian pergi
ke kerajaan tersebut … !!! Pangeran Purbaya…
langsung berkeliling ke
kerajaan tersebut…
tempat-tempat rahasia
dan mencurigakan
didatangi dan diawasi … !!! Setelah memahami
keadaan… Pangeran
Purbaya pergi ke tempat
pandai besi … dan cukup
heran kok banyak banget
orang bekerja di situ … !!! Pangeran Purbaya..
kemudian berkata :
“Memang ada peribahasa,
… lain lubuk lain ikannya…
ditempat ini kok mencetak
peluru kok seperti ini… kalau ditempatku nggak
seperti ini … !!!”. Pak
pandai besi pun berkata,
“Ah Ki Sanak kok aneh…
yaa kalau membuat peluru
perlu dicetak… timah panas dimasukkan ke
dalam cetakan… “. Pangeran Purbaya pun
berkata, “Waagh beda
nya… kalau ditempat saya
… jika membuat peluru…
timah panas diciduk pake
tangan.. kemudian dikepal- kepal… jadilaah peluru… !!!
Memang hasilnya kalah
halus,… namun lebih cepat
… !!!” Mereka semuanya
pada bengong… kemudian
berkata, “Wahai Ki Sanak… Ki Sanak dari
mana… dan siapa
namanya… ???” Pangeran
Purbaya berkata… “Saya
dari berasal dari wilayah
pesisir Mataram… dan nama saya Pak Jadug (pak
Sakti red.) … Saya lebih
suka berkelana kemana-
mana … !!!” Mereka kemudian berkata,
“Hai Pak Jadug… apakah
dapat dipercaya kata-
katamu… bahwa orang
Mataram dapat membuat
peluru tanpa dicetak… ???”. Pak Jadug
kemudian menjawab, “Ah,
tidak hanya para leluhur
saza yang dapat berbuat
seperti itu… orang kecil
macam saya pun bisa… “. Tukang pandai besi…
kemudian menantang, “Ya
mari pak Jadug… buktikan
omonganmu.. jika tidak
akan kulumatkan
tanganmu … !!!” Pangeran Purbaya yang
menyamar jadi Pak Jadug,
… mulai beraksi… timah
mendidih diraupnya…
kemudian dikepal-kepalkan
menjadi peluru… dan dalam sebentar saza… jumlah
yang dibuat lebih
banyak… !!! Orang yang
bekerja pada berhenti…
dan mengerumuni dan
melihat Pak Jadug … !!! Namun ternyata ada
perwira yang sedang
mengawasi pembuatan
peluru itu… dan tiba-tiba
bicara… “Setan alas
Mataram… berlagak mau bermain sulap… Kau tentu
mata-mata Mataram khan
… ??? Siapa kamu
sebenernya… ???” Pak Jadug pura-pura
ketakutan… namun
memukul dan menginjak
meriam yang besar-
besar… !!! Lha meriam nya
pada gepeng… penyok… dan ini membuat yang lain
pada ketakutan… dan lari
tunggang langgang atas
aksi pak Jadug ini … !!!
Tidak lama… Pak Jadug
sudah dikepung oleh belasan prajurit… namun
Pak Jadug langsung
mengambil meriam… dan
dijadikan senjata untuk
bertahan … !!! Pak Jadug
kemudian berkata, “Hai para prajurit… oleh
karena aku tidak
bersalah,… bila kalian akan
bertindak jelek
terhadapku,… kau akan
mati… !!!” Lha para prajurit… jadi
kocar-kacir… lha wong
yang menyerang…
dibandeem dengan
meriem… mirip Bima
menggunakan gada nya… !!! Yang lari
kemudian… melapor ke
kepatihan… dan tak lama
patih kerajaan tersebut…
berkata, “Ki Sanak dari
pesisir Mataram,… janganlah meneruskan
amarah… mengapa
akhirnya terjadi
perselisihan… sehingga
menimbulkan perkelahian
… ???” Akhirnya Pak Jadug menjelaskan… dari
awal sampai akhir… dan
akhirnya sang Patih
mengajak pak Jadug
menghadap sang Raja … !!! Di hadapan Sang Raja,…
Kanjeng Gusti Pangeran
Purbaya.. berkata, “Tuan
yang dijunjung dan saya
hormati… tidak sekali-kali
saya ingin membuat keonaran… saya
menggunakan meriam..
karena merasa terancam
oleh prajurit paduka… jika
meriam tersebut rudak,..
memang tidak saya sengaja… dan saya
sanggup memulihkan
seperti semula … !!!” Sang
Raja heran… dan
memerintahkan untuk
mengambil… meriam- meriam yang peot
tersebut… !!! Kemudian,… Sang raja pun
berkata… “Hai kawan
Mataram,.. oleh karena
kau sudah merusakkan
semua itu… maka
kembalikan seperti semula… menurut
kesanggupanmu… !!!”. Pak
Jadug… yang bukan lain
Pangeran Purbaya… mulai
beraksi… meriam itu
dipijit-pijit… dipukul-pukul… dan tapa kesulitan apa-
apa… meriam tersebut
satu-persatu sudah pulih
seperti semula… !!! Sang raja pun terkagum-
kagum… kemudian
berkata… “Hai Ki Sanak…
dari Mataram… sudilah
kiranya menjadi petunjuk
bagi para utusan, patih dan adipati… akan saya
kirim ke Mataram…
menghadap Kanjeng Sultan
Agung… sambil membawa
pusaka berupa batu
intan… dimana batu intan ini adalah pusaka leluhur
saya,.. ketika zaman Prabu
Brawijaya di Majapahit…
kemduian diberkan kepada
putranya Prabu Dewa
Katong … sebelum jatuh ke tangan saya… !!!” Sang Raja pun
melanjutkan,… “Apabila
Raja Mataram.. Sultan
Agung dapat membelah
pusaka ini,… saya akan
membatalkan penyerangan saya ke Mataram…
menyatakan takluk sambil
menyerahkan upeti
secukupnya kepada
Kanjeng Sultan Agung di
Mataram. Namun jika raja Mataram… tidak dapat
membelah pusaka ini, saya
akan tetap menyerang
Mataram dengan pasukan
layaknya air baah… akan
saya hancurkan kraton Mataram… saya ratakan
dengan tanah… !!!’
Batu pusaka itu…
untuk mengangkatnya
dibutuhkan 32 orang… !!!
Besarnya batu pusaka itu
sekitar… satu tampah
tumpeng… dan jika ada burung yang terbang
diatasnya… akan terjatuh
dan dipastikan tewaas … !!!
Berdasarkan hal ini… maka
prajurit dari tanah
seberang… memperkirakan Sultan Agung… tidak akan
sanggup membelah batu
tersebut … !!! Lha wong
batu pusakan itu… cukup ampuuuh kok … !!! Seluruh rombongan …
yang terdiri dari Patih,
bupati terpilih, prajurit
kelas wahid… beserta Pak
jadug… menaiki kapal dan
berlayar menuju Mataram … !!! Sesampainya di tanah
Jawa,… Pak Jadug
berkata… “Wahai Ki
Patih… berhubung saya
ada keperluan… maka
saya hanya memberikan pedoman… ikuti saja jalan
ini… nanti akan sampai ke
Mataram … !!! Selain itu
jangan buru-buru
menghadap kanjeng
Sultan,… harus melapor dulu ke hulubalang… yang
bernama Kanjeng
Pangeran Purbaya…
penguasa Hulubalang … !!!” Kira-kira 3 hari berjalan,
… Pak Jadug sudah
mengganti… dengan
pakaian kebesarannya…
segera menemui
rombongan di suatu Desa yaitu Desa Metuk … !!!
ketika berhadapan…
dengan Kanjeng Pangeran
Purbaya… Ki Patih
berkata,… “Wahai
Hulubalang Mataram, perjalanan kami sejauh ini
berdasarkan perintah
Sultan kami, membawa
batu pusaka dan apabila
Sultan Mataram dapat
membelah batu pusaka ini, maka raja kami bersedia
takluk dan akan mengabdi
kepada Mataram. Namun
apabila Sultan Mataram
tidak bisa membelah batu
ini,… maka jika Sultan Mataram tidak mau
menyatakan takluk…
bersiap-siap saja… karena
Mataram akan dibumi
hanguskan.” Kemudian Panembahan
Purbaya dengan ramah
berkata, “Patih yang
saya hormati,… saya
Pangeran Purbaya dan di
Mataram berlaku aturan… apabila ada sesuatu hal …
maka Hulubalang laagh
yang menangani dahulu…
apabila Hulubalang
mengalami kegagalan baru
dilaporkan kepada Sultan Mataram. Jadi untuk
persoalan membelah
batu… kiranya saya saja
yang melakukannya.” Para utusan dari negeri
seberang… sangat laah
heran melihat awajah
Panembahan Purbaya
yang mirip dengan Pak
Jadug. Hanya agak berbeda agak sedikit
gemuk dibandingkan
dengan pak jadug. Seolah-
olah seperti kakaknya Pak
jadug,… mirip bangeeet
seperti pinang dibelah dua … !!! Panembahan Purbaya
kemudian berkata, “Mari
ki Sanak… ajukan benda
pusaka batu itu … !!!”
Tandu yang membawa
batu itu diserahkan kepada Panembahan
Purbaya,… kemudian batu
itu diangkat dan dilempar-
lempar… seperti melempar
kapur tulis … !!! Para
prajurit dari tanah seberang… melongooo…
lha kok pusaka yang
dibangga-bangga kan …
kok jadi ndak ada
kesaktiannya … !!!
Selanjutnya kanjeng Panembahan berkata,…
“Silahkan Ki Patih dan
para prajurit untuk
melihat… jika Allah
mengizinkan akan saya
belah pusaka ini …!!!” Maka batu pusaka itu
digores dengan kuku, …
dan sekali ditekan…
akhirnya terbelah menjadi
dua bagian sama besar
… !!! Para prajurit sangat heran … menjadi sangat
takut… bulu kuduk serasa
berdiri… dan nyali mereka
langsung mengkeret..
melihat kesaktian
Panembahan Purbaya … !!! Selanjutnya Kanjeng
Pangeran Purbaya
berkata,… “Wahai
Saudara sekalian… harap
jangan takut dan
khawatir… karena sudah menjadi kebahagian bagi
Mataram…. dapat
berkenalan dengan
Saudara sekalian… !!!
Karena hidup ini harus
banyak kawan yang baik, … dengan banyak kawan
akan kuat… dan
kesejahteraan dapat kita
rasakan bersama … !!! Akhirnya rombongan
bersama Pangeran
Purbaya menghadap
kepada Sultan Agung,.. dan
diceritakan kejadian
tersebut… !!! Sebagai tanda takluk… maka
berbagai upeti diberikan…
berjanji akan setia kepada
Mataram… !!! Kanjeng
Sultan Agung memuji
kemampuan pamannya Kanjeng Pangeran
Purbaya… yang bisa
menyelesaikan masalah dengan damai … !!!

Babad Tremas - MulaBerdiri Pondok

Pada abad ke XV M. bumi nusantara ini di bawah naungan kerajaan Majapahit, dan seluruh masyarakatnya masih memeluk agama Hindu atau Budha. Begitu juga daerah Wengker selatan atau di sebut juga Pesisir selatan
( Pacitan ) yang pada waktu itu daerah tersebut masih di kuasai seorang sakti beragama Hindu yang bernama Ki Ageng Buwana Keling, yang di kenal sebagai cikal
bakal daerah Pacitan. Menurut silsilah, asal usul KI Ageng Buwana Keling adalah putra Pejajaran yang di kawinkan dengan salah satu putri Brawijaya V yang bernama putri Togati. setelah menjadi menantu Majapahit maka KI Ageng Buwana Keling mendapat hadiah tanah di pesisir selatan dan di haruskan tunduk di bawah
kekuasaan Majapahit. KI Ageng Buwana Keling berputra tunggal bernama Raden Purbengkoro yang setelah tua bernama KI Ageng Bana Keling. Kegoncangan masyarakat KI Ageng Buwana Keling di Pesisir selatan terjadi setelah datangnya Muballigh Islam dari kerajaan Demak Bintara, yang di pimpin oleh KI Ageng Petung ( R. Jaka Deleg / Kyai Geseng ), KI Ageng Posong ( R. Jaka Puring Mas / KI Ampok Boyo ) dan sahabat mereka Syekh Maulana Maghribi. Yang meminta KI Ageng Buwana Keling beserta semua rakyat di wengker selatan untuk mengikuti
atau memeluk ajaran Islam. Namun setelah KI Ageng Buwana Keling menolak dengan keras dan tetap tidak menganut agama baru yaitu agama Islam, maka tanpa dapat dikendalikan lagi terjadilah peperangan antara kedua belah pihak. Peperangan antara penganut agama Hindu yang dipimpin oleh Ki Ageng Buwana Keling dengan penganut agama Islam yang dipimpin oleh Ki Ageng Petung, Ki Ageng Posong dan Syeikh Maulana Maghribi memakan waktu yang cukup lama , karena kedua belah pihak, memang terdiri dari orang-orang sakti. Namun akhirnya dengan keuletan dan kepandaian serta kesaktian para muballigh tersebut peperangan itu dapat dimenangkan Ki Ageng Petung dan pengikut-pengikutnya setelah dibantu oleh prajurit dari Adipati Ponorogo yang pada waktu itu bernama Raden Betoro
Katong ( Putra Brawijaya V ). Dari saat itulah maka daerah Wengker selatan atau Pacitan dapat dikuasai oleh Ki Ageng Petung, Ki Ageng Posong dan Syeikh Maulana Maghribi, sehingga dengan mudah dapat menyiarkan agama Islam secara menyeluruh kepada rakyat hingga wafatnya, dan dimakamkan di daerah Pacitan. Demikianlah dari tahun ke tahun sampai Bupati Jagakarya I berkuasa ( tahun 1826 ), perkembangan agama Islam di Pacitan maju dengan pesatnya, bahkan tiga tahun kemudian putra dari Demang Semanten yang bernama Bagus Darso kembali dari perantauannya mencari dan mendalami ilmu agama Islam di pondok pesantren Tegalsari Ponorogo di bawah asuhan Kyai Hasan Besari. Sekembalinya beliau dari pondok tersebut di bawah bimbingan ayahnya R. Ngabehi Dipomenggolo mulai mendirikan pondok di desa Semanten ( 2 Km arah utara kota Pacitan ). setelah kurang lebih satu tahun kemudian pindah
ke daerah Tremas, maka dari saat itulah mulai berdiri Pondok Tremas. Sebagaimana yang kita ketahui, bahwa KH. Abdul Manan pada masa kecilnya bernama Bagus Darso. Sejak kecil beliau sudah terkenal cerdas dan sangat tertarik terhadap masalah- masalah keagamaan. Dalam masa remajanya beliau dikirim oleh ayahnya ke Pondok Pesantren Tegalsari Ponorogo untuk mempelajari dan memperdalam pengetahua agama Islam di bawah bimbingan Kyai Hasan Besari. Selama disana Bagus Darso selalu belajar dengan rajin dan tekun. Karena ketekunannya, kerajinannya serta kecerdasan yang dibawanya semenjak kecil itulah maka kepandaian Bagus Darso didalam menguasai dan memahami
ilmu yang dipelajarinya melebihi kawan-kawan sebayanya, sehingga tersebutlah sampai sekarang kisah-kisah tentang kelebihan beliau. Diantara kisah tersebut adalah sebagai berikut : Pada suatu malam yang dingin dimana waktu itu para santri Pondok Tegalsari sedang tidur pulas, sebagaimana biasasnya Kyai Hasasn Besari keluar untuk sekedar menjengu anak-anak didiknya yang sedang tidur di asrama maupun di serambi masjid. Pada waktu beliau memeriksa serambi masjid yang penuh ditiduri oleh para santri itu, tiba-tiba pandangan Kyai tertumbuk pada suatu pemandangan aneh berupa cahaya yang bersinar, dalam hati beliau bertanya, apakah gerangan cahaya aneh itu. Kalau cahaya kunang tentu tidak demikian, apalagi cahaya api tentu tidak mungkin, sebab cahaya ini mempunyai kelainan. kemudian dengan hati-hati, agar tidak sampai para santri yang sedang tidur, Kyai mendekati cahaya aneh itu. Makin dekat dengan cahaya aneh tersebut keheranan Kyai bertambah, sebab cahaya itu semakin menunjukkan tanda-tanda yang aneh. Dan kemudian apa yang disaksikan Kyai adalah suatu pemandangan yang sungguh luar biasa, ssebab cahaya itu keluar dari ubun-ubun salah satu santrinya. Kemudian diperiksanya siapakah sesungguhnya santri yang mendapat anugerah itu.Tetapi kegelapan malam dan pandangan mata yang sudah kabur terbawa usia lanjut menyebabkan usaha beliau gagal. Namun Kyai Hasan Ali tidak kehilangan akal, dengan hati-hati sekali ujung ikat kepala santri itu
diikat sebagai tanda untuk mengetahui besok pagi kalau hari
sudah mulai terang. Esoknya sehabis sembahyang Subuh, para santri yang tidur di serambi masjid disuruh menghadap beliau. Setelah mereka menghadap, dipandangnya satu demi satu santri tersebut dengan tidak lupa memperhatikan ikat kepala masing-masing. Disinilah beliau mengetahui bahwa sinar aneh yang semalam keluar dari ubun- ubun salah satu santri nya berasal dari salah satu santri muda pantai selatan ( Pacitan ) yang tidak lain adalah Bagus Darso. Dan semenjak itu perhatian Kyai Hasan Ali dalam mendidik Bagus Darso semakin bertambah, sebab beliau merasa mendapat amanat untuk mendidik seorang anak yang kelak kemudian hari akan menjadi pemuka dan pemimpin umat. Demikianlah salah satu kisah KH. Abdul Manan pada waktu mudanya di Pondok Tegalsari dalam cerita. Dan setelah Bagus Darso dianggap cukup ilmuyang diperolehnya di Pondok Pesantren Tegalsari, beliau kembali pulang ke Semanten. Di desa inilah beliau kemudian menyelenggarakan pengajian yang sudah barang tentu bermula dengan sangat sederhana. Dankarena semenjak di Pondok Tegalsari beliau sudah terkenal sebagai seorang santri yang tinggi ilmunya, maka banyaklah orang Pacitan yang mengaji pada beliau. Dari sinilah kemudian di sekitar masjid didirikan pondok untuk para santri yang datang dari jauh. Namun beberapa waktu kemudian pondok tersebut pindah ke daerah Tremas setelah
oleh ayahnya beliau dikawinkan dengan Putri Demang Tremas R. Ngabehi Hongggowijoyo. Sedang R. Ngabehi Honggowijoyo itu sendiri adalah kakak kandung R. Ngabehi Dipomenggolo. Diantara faktor yang menjadi penyebab perpindahan Kyai Abdul
Manan dari daerah Semanten ke desa Tremas, yang paling pokok adalah pertimbangan kekeluargaan yang dianggap lebih baik beliu pindah ke daerah Tremas. Pertimbangan tersebut antara adalah, karena mertua dan istri beliau menyediakan daerah yang jauh dari keramaian atau pusat pemerintahan, sehingga merupakan daerah yang sangat cocok bagi para santri yang ingin belajar dan memperdalam ilmu agama. Berdasarkan pertimbangan itulah maka beliau kemudian memutuskan pindah dari Semanten ke daerah Tremas, dan mendirikan pondok pesantren yang kemudian disebut “ Pondok Tremas “. Demikianlah sedikit sejarah berdirinya Pondok Tremas yang dipelopori oleh beliau KH. Abdul Manan pada tahun 1830 M